Begini Potret Sekolah SMP Negeri di Galus Bagai Tak Berpenghuni Tetapi Memiliki Dana Bos
Gayo Lues – Sekolah SMP yang berdiri di Kecamatan Kutapanjang terlihat semak bagai tidak ada penghuninya, sekolah yang dulu pernah maju hingga memiliki ratusan siswa-siswi kini tinggal puluhan siswa – siswinya saja.
Terkesan kumuh banyaknya ruang kelas butuh pemeliharaan, tampak semak keadaan halaman sekolah tidak terawat beberapa pohon yang tumbuh menjulang tinggi jauh dari perhatian membuat sekolah itu tampak bagai tidak memiliki murid.
Masih memiliki anggaran Dana Bos tetapi terkesan tidak ada perhatian pemerintah, harusnya dengan anggaran yang diberikan negara selayaknya ada sisi pemeliharaan terlihat, inipun bagai api jauh dari panggang.
Kreatif adalah ilmu yang sangat murah, sebagai keterampilan murid bisa saja guru meminta muridnya membawa beberapa bilah bambu dan satu batang bunga untuk menghiasi mempercantik halaman, kini apa yang mereka lakukan yang mereka contohkan disekolah itu kepada muridnya.
2025 adalah tahun dimana semua Seba modren dan berteknologi, tapi sekolah ini seolah mengurangi minat siswa belajar. Rabu (16 April 2025).
SMP Negeri 2 Kutapanjang memiliki sumber anggaran Dana BOS, tahun 2024 sinilai kurang lebih dengan rincian:
Tahap pertama (1).
Pelaksanaan administrasi kegiatan Satuan Pendidikan. Rp 23.824.000
Pengembangan profesi pendidik dan tenaga kependidikan. Rp 1.200.000
Langganan daya dan jasa. Rp 3.636.000
Pemeliharaan sarana dan prasarana. Rp 3.540.000
Pembayaran honor. Rp 12.000.000
Total Dana. Rp 44.200.000.
Tahap dua (2)
Penerimaan Peserta Didik baru
Rp 2.145.000
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan bermain
Rp 1.000.000
Pelaksanaan kegiatan evaluasi/asesmen pembelajaran dan bermain
Rp 6.074.000
Pelaksanaan administrasi kegiatan Satuan Pendidikan
Rp 19.139.500
Langganan daya dan jasa
Rp 3.636.000
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Rp 1.405.500
Pembayaran honor. Rp 10.800.000
Total Dana. Rp 44.200.000
Dengan jumlah siswa 68 orang
2023, 2024 dan 2025, Dana BOS akan dimuat di halaman berikutnya.
Masyarakat setempat pada kesempatan infestigasi di lapangan kepada media ini mengatakan, “Dulu sekolah ini memiliki banyak siswa dan siswinya sampai 200 lebih, entah karena apa saya tidak tahu setiap tahun terus berkurang, mungkin karena masyarakat lebih memilih anaknya masuk di pasantren, tapi dari dulu juga ada pasantren banyak kami lihat muridnya, penilaian saya secara pribadi selaku orang tua hanya melihat kondisi sekolah ini dan tidak ada keinginan anak karena mengikuti teman-temannya masuk ke sekolah lain, saya lihat minat orang kurang sekali memilih sekolah ini untuk memasukan anaknya disini, padahal lokasinya baguslah jauh dari jalan besar tidak ada bising kendaraan yang dapat mengurangi ketenangan belajar”, ungkapnya. (J.porang)